Bangun Mengejar Mimpi
Waktu itu aku berumur enam tahun
Usia yang begitu muda
Mataku buta
Buta akan aksara
Duniaku begitu bebas
Tanpa ikatan, larangan, nan aturan.
Pada tahun 2007
Usiaku kian menua
Aku mulai melangkah, menerpa
Mengejar mimpi-mimpi yang tak terduga dalam tidur berkepanjangan.
Sinaran mentari
Membantu membangunkanku di pagi hari
Aku berlari memulai hari
Sepatu kulit berwarna hitam ku kenakan
Menyapu bersih dedu bertumpukan dijalanan.
Merah merona celanaku, takku biarkan setitik lumpur membasahi
Putih bersih bajuku, ku tata rapi karena niatku.
Ku gendong tas kecilku, dan kunyanyikan lagu para proklamatorku.
Keringat mengguyur membasahi tubuh.
Kepanasan.
Tak pernah ibu memberi payung untukku berteduh.
Ayah, dengan sebongkah materi ia teriakan dari ujung sana.
Untukku.
Aku kian menerjang tak berjalan tapi terbang.
Kini umurku semakin menua.
21 tahun.
Usia para pemuda, bukan kepala rumah tangga.
Gelar sederhana.
Dijatuhkan diatas kepalaku.
Berdiri tegak, tapi tak merunduk.
Disana.
Lorong-lorong kecil diisi dengan jiwa yang membelenggu.
Tak tergoyahkan oleh pesatnya perkembangan.
Kaku dan mati.
Tak tahu diri.
Mari, kita bangkit.
Bersatu melawan isu SARA.
Menghapus jejak langkah kerapuhan.
Memanusiakan manusia.
Komentar
Posting Komentar