Do'a

Percikan-percikan suci kembali bertebaran pada dinding-dinding rahim Gereja
Aku kembali memuja kepada Tuhan dalam keheningan
Kebisuan pada bibir-bibir hitam
Menjadi pertanda, duniaku dipenuhi dosa-dosa

Dibawah langit hitam
Aku bergumam lirih dan letih
Menyanyikan doa penuh penghayatan
Hamparan-hamparan bukit tinggi menjadi saksi bisu 
Bahwa aku menghempas ujud-ujud doa dalam sunyi senyap

Tuhanku
Di bawah lautan kasih-Mu 
Ku tata aksara sedemikian rupa
Dalam keheningan malam atau  sebelum fajar menyingsing hadir mengusir kemerlapan
Aku bergumam bersama semesta menyanyikan do'a-do'a yang semakin membeku dalam kantong-kantong kerohanian.

Saat bulir-bulir kata terucapkan dari mulut-mulut pendosa
Ku cari rautan wajah-Mu dibalik rerumpunan hujan
Ku temukan engkau begitu mempesona penuh keabadian

Kepada-Mu yang tak sempat ku dekap
Ku titipkan sejuta sajak do'a 
Dan serpihan-serpihan kata mewakili kerinduan
Di iringi lagu-lagu rohani nan indah dan penuh romantika 
Aku, pendosa yang terus bersujud menanti penuh iman di depan lilin-lilin yang kian kemerlap.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahasa Indonesia sebagai Sarana Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)