Mementingkan Popularitas daripada Kualitas

Dewasa ini, dunia remaja hanya dipenuhi oleh gaya hidup yang berlebihan. Tak jarang kita jumpai para remaja yang notabene berfokus pada pola pikir yang sukar dilakukan. Dimulai dari gaya berpakaian, gaya hidup, gaya bicara, dan lain sebagainya. Hal mendasar terjadinya polemik seperti ini karena sebagian besar alasan mereka adalah perubahan zaman. Salah satunya adalah perubahan teknologi. Teknologi dewasa ini berkembang pesat. 

Manusia sekarang ini, dimulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua berekspresi pada media elektronik. Akan tetapi, tanpa disadari bahwa perbuatan atau tingkah laku seperti ini menjerumuskan manusia ke dalam suatu masalah besar. Manusia lupa akan identitas dirinya. Manusia lupa cara berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dan manusia juga lupa menjalankan kehidupan di era modern. Hal ini dapat menghilangkan rasa kecintaan terhadap realita yang ada. Terlebih khusus pada bidang sastra.

Di Indonesia sekarang ini, sangat sulit menemukan remaja-remaja yang berekspresi dan berkolaborasi dalam bidang sastra. Asumsi-asumi para remaja dewasa ini sangat bertolak belakang dengan perjuangan para sastrawan lama yang rela mati-matian untuk menunjukkan identitas diri dalam dunia sastra di mata dunia.

Seiring dengan perkembangan zaman, perilaku remaja semakin memprihatinkan. Aturan-aturan yang ada, dilanggar secara bebas. Akibatnya, muncul tindakan-tindakan kenakalan remaja yang mengerikan dan menakutkan yang berdampak pula pada perkembangan karya sastra. Dimulai dari tawuran, penggunaan narkoba, seks bebas, dan lain sebagainya. Tindakan kriminal seperti ini secara perlahan akan menghilangkan kualitas diri dalam menghadapi dan menjunjung tinggi nilai-nilai estetika dalam bidang sastra.

Pramoedya Ananta Toer pernah berkata "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian". Jika dikaitkan dengan pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa remaja dikemudian hari akan hilang dari mata dunia. Sikap, karakter, maupun budi pekerti remaja untuk mengimplementasikan niat dan tekad dalam bidang sastra mulai menghilang. Kehebatan atau kepandaian seperti apapun yang dimiliki oleh setiap individu dewasa ini tidak ada gunanya jika remaja tidak menerapkannya dengan tulis-menulis. Terlebih khusus pada bidang sastra.  Karena pada hakikatnya, menulis bisa dikatakan sebagai suatu pekerjaan yang mempekerjakan mental (pikiran) manusia secara terus-menerus. Namun, pernyataan itu dipandang sebelah mata oleh kaum muda (remaja) sekarang ini. Mereka lebih mementingkan popularitas dengan cara yang berdampak negatif bagi kehidupan. Padahal dengan menulis, manusia (remaja) bisa dikenal dunia. 

Selain beberapa problematika yang telah disampaikan sebelumnya, tak jarang pula kita menemukan polemik-polemik yang terjadi pada kaum millenial yang notabene aktif dan kreatif dalam menulis. 

Zaman sekarang banyak karya-karya yang tidak bermanfaat. Mereka tidak memikirkan kualitas, tetapi popularitas. Bagaimana mungkin Indonesia yang dijuluki dengan Negara Sastrawan, bisa mempertahankan julukan yang sangat membanggakan itu apabila sastrawan zaman sekarang menerbitkan karya-karyanya yang kurang berkualitas. 

Pada era globalisasi sekarang ini, tidak sedikit orang mementingkan popularitas ketimbang kualitas. Baik dalam berekspresi, berkolaborasi, maupun dalam menulis. Jejak-jejak kaki remaja sekarang ini terlebih khusus dalam menghadapi derasnya arus globalisasi mulai menurun. Kualitas diri diukur melalui ketenaran (populer). Hal itu tidak bisa ditoleransi lagi. Memang itu realitanya. 

Sekarang ini, banyak sekali para kaum muda yang duduk di bangku yang istimewa. Tak jarang juga kita menemukan polemik-polemik yang menyimpang dari kehidupan sosial masyarakat. Baik melalui perilaku, maupun melalui karya tulis yang dipublikasikan walaupun sebenarnya tulisan itu mengandung makna ambiguitas.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahasa Indonesia sebagai Sarana Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)