Postingan

1

Bila di malam kudus ini kau merasa sepi Nyanyikanlah seribu lagu rindu beraroma Natal Namun bila kau merasa sedih  tertawalah walau hatimu menangis menyambut Sang Juru Selamat  Apabila sunyi menimpa dirimu Maka berteriaklah walau tak ada yang mendengar Namun bila kau terperangkap di dalamnya Jangan pernah merasa takut Karena ada aku di sampingmu Sayangku Kau tahu ? Jika kau rasakan dalam dadamu Maka ketahuilah, sesungguhnya ada aku di sana Aku ada tepat di dasar hatimu Walau jauh aku tidak pergi Telah kuserahkan seluruh harapanku padamu Sejak pertama kali kita bertemu Dan sejak pertama kalinya ku sentuh tanganmu Sesungguhnya telah kuabadikan cintaku Selayaknya cinta Mesias kepada umat-Nya.

Desember Kemerdekaan

Gambar
Bulan senja berlalu di hari-hari baru Bulan  Desember menuntunku tuk berlabuh. Aku tak meragu dalam situasi ragu Daya hadirmu mengusap wajah peluh Cinta kudekap dalam suasana syahdu Janji kasih setia bukanlah basa-basih. Tanggal sembilan telah kutanggalkan seribu keluh Desember, saat ini kemerdekaan kekagumanku. Bulan Desember meneduh riuh jiwaku Tenang mendayun hati yang dihiasi cinta kasih Ulah tak bertuan telah kusadari di sudut kamarmu Cermin tua mengajarku mengasihi tanpa pamrih. Desember, saat ini segunung harapku Tak tergantikan riuh cintamu saatku berlabuh Tak kunantikan lagi kedatanganmu Bibirmu telah ku nodahi Keningmu telah ku kecupi Ku nikmati kemerdekaanku di bulan Desember suci.

Gugur

Gambar
Bunga yang ku semai dahulu mendadak melayu Ku rajut lagi kisah merayumu Aku terlarut pada rindu yang menggebu Dalam benakku, terbentur seribu tanya Ku coba menjawab Dengan pena, menghitamkan putih Aku mencintai hingga melupa diri Duri yang kau beri Tertanam rapi di relung hati Kemerdekaan tanpa cintamu adalah yang dinanti. Aku memilih diam Menyebutmu dalam do'a lebih menyenangkan Bagiku, mengutarakan itu mematikan.

Aku dan Gereja St. Thomas Morus Robek

Gambar
Senja telah berganti malam, saatnya aku kembali dari Gereja St. Thomas Morus Robek menuju salah satu rumah kerabat dekat ku. Kembali ke rumah yang dipenuhi dengan orang-orang humoris, ramah, dan baik hati. Kembali ke rumah yang penuh dengan kenyamanan, yang aman dari segala macam rasa rindu yang selalu mengancamku. Ah,, lelah rasanya tubuh ini. Menahan rasa seorang diri.  Sore itu, saat pulang aku berusaha mencari kesempatan untuk bercengkrama berdua menelusuri jalan-jalan di daerah itu. Sebuah bangunan Serba Guna yang sudah mulai dibangun tersipu malu melihat aku mondar-mandir mencari sosok itu.   Namun saat itu yang tidak biasa adalah ada seorang gadis cantik yang tengah duduk termenung diserambi gereja. Nampaknya ia sedang sedih. Aku pun penasaran entah itu manusia atau bukan, dan aku pun segera menghampirinya. Rasa ragu dan takut pun menghampiriku. Namun aku tetap memberanikan diri untuk mendekati dan menyapanya. Aku tahu siapa dia. Aku pun memulai pembicaraan dengann...

Mementingkan Popularitas daripada Kualitas

Dewasa ini, dunia remaja hanya dipenuhi oleh gaya hidup yang berlebihan. Tak jarang kita jumpai para remaja yang notabene berfokus pada pola pikir yang sukar dilakukan. Dimulai dari gaya berpakaian, gaya hidup, gaya bicara, dan lain sebagainya. Hal mendasar terjadinya polemik seperti ini karena sebagian besar alasan mereka adalah perubahan zaman. Salah satunya adalah perubahan teknologi. Teknologi dewasa ini berkembang pesat.  Manusia sekarang ini, dimulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua berekspresi pada media elektronik. Akan tetapi, tanpa disadari bahwa perbuatan atau tingkah laku seperti ini menjerumuskan manusia ke dalam suatu masalah besar. Manusia lupa akan identitas dirinya. Manusia lupa cara berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dan manusia juga lupa menjalankan kehidupan di era modern. Hal ini dapat menghilangkan rasa kecintaan terhadap realita yang ada. Terlebih khusus pada bidang sastra. Di Indonesia sekarang ini, sangat sulit menemukan remaja-remaja yang b...

Mata Pendosa

Mengenang mu Bukan lagi urusan ku Sebab, semesta pun tahu  Seperti apa bahagianya jiwa ini didekat mu Sekaligus semesta pernah menjadi saksi bisu Bukan tuli apalagi buta Bahwa aku pernah bermimpi bersua bersama menuju janji setia  Di bawah tangan imam Di depan altar suci

Mari Merenung

Gambar
Bunga yang kita semai dahulu  Hilang semerbak dalam sekejap Tangkai mawar mendadak patah Sementara kita belumlah usai Duniaku, duniamu, dunia kita, mendadak hancur lebur Sulit. Membangun asa dari serpihan-serpihan kisah Satu kesalahpahaman mengubur jutaan kenangan Menghapus kebaikan karena satu kesalahan. Wahai makhluk hidup Sadarkan aku dari ucapanku. Sebelum petang tiba meninggalkan jejak Sebelum fajar menyingsing kembali menyinari bumi Aksara mewakili ribuan dosa Maaf. Marilah!  Kita pulang. Ke sarang sederhana di bawah lindungan Ka'bah.